Pagi itu, androx mulai buka mata, seperti biasa aktivitasnya sebagai anak SD kelas 1 dimulai dengan bangun pagi dengan alarm teriakan lembut sang ibu..
Selesai mandi tanpa sarapan pagi dia mulai langkah menuju sekolah, dengan menengadahkan tangannya di depan sang ibu untuk meminta uang saku, sang ibu membalas dengan senyuman…. Androx pun sudah tau maksud senyuman sang ibu…
Dia mulai melangkah dengan kepala tertunduk, sepanjang jalan hanya perasaan sedih yang menemani langkahnya menuju sekolah yang lumayan jauh untuk ukuran anak seusianya..
Sepanjang jalan silih berganti teman – temannya bersepeda mendahului langkahnya menuju sekolah semua itu menambah perasaan sedih yang dideritanya…
Sesampai pintu gerbang langkahnya gentar menyaksikan suka cita teman-temannya yang membahana dihalaman sekolah, karena semua itu udah lebih dari cukup membuktikan bahwa dia hanya seorang diri tanpa teman berbagi…
Kegiatan belajar mengajar pun dimulai, dalam ruang kelas yang penuh canda tawa teman-teman dan gurunya saat berinteraksi membahas pelajaran,androx punya ruang spesial tersendiri yaitu disalah satu sudut hatinya untuk mengartikan semua yang sedang terjadi disekitarnya…
Bel istirahat berbunyi yang tentunya disusul langkah setengah lari anak-anak yang ingin membelanjakan uang jajannya ke kantin sekolah, dengan langkah cenderung malas androx menuju belakang gedung sekolah mencoba menenangkan dan mencari penghiburan untuk sedih hatinya….
Begitulah hari-hari yang dijalani androx…
Dia gak pernah tau kapan semua itu akan berubah atau paling ngak da sebuah senyum yang menyabutnya dan menemani langkahnya menjalani hidup yang masih terlampau panjang untuk sebuah kata “nyerah”…
Dalam hatinya dia slalu percaya ada Seseorang yang selalu memperhatikan bahkan menjaga siang dan malam dalam hidupnya, walau dalam hati androx selalu berontak tak pernah menerima kenyataan yang sedang dialaminya..
Semua yang dialami androx sempat membuatnya merasa terbuang dan slalu minder dalam pergaulan, sehingga hari lepas hari dia begitu sibuk dengan kesendiriannya, waktu hidupnya banyak dihabiskan dengan sepi mungkin dimata orang-orang sekitarnya semua yang dilakukannya itu tiada arti…
Dalam kesendiriannya dia mulai tahu banyak hal
Di dunia ini walau engkau sendiri dan gak ada seorangpun yang peduli dengan kamu, percaya lah ada yang selalu memperhatikan kamu, Dia adalah Tuhan kita (Tuhan Yesus)
Semua yang di dunia ini bukan segala-galanya, karena apa yang terlihat mata adalah semu dan gak ada yang abadi
Jangan pernah mengahakimi diri sendiri karena kekurangan kita, bersyukur dan slalu mencoba memberi arti pada setiap kejadian yang teralami karena akhir dunia ini bukanlah akhir dari segala-galanya, masih ada kehidupan yang menanti.
Kerasnya hidup ini tak lain dan tak bukan adalah bertujuan untuk membentuk pribadi kita, semakin panas api membakar semakin murni emas yang dihasilkan, semakin sakit luka yang dirasakan semakin semakin dalam kasihNya membekas dihati kita.
Jumat, 19 Maret 2010
hidupku bukan hidupmu
Diposting oleh lifelielove di 06.56
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar